Sabtu, 29 April 2017
10.00 WIB
Rabi'atul Aprianti
10.00 WIB
Dedek Driver Ojek Online
Sumber foto: pribadi
Satu tahun terakhir ini ketika intensitas mobilisasi saya meningkat karena perlu wara wiri masa praktek psikolog sekolah, ojek online saya pilih sebagai transportasi prioritas.
Dari stasiun ke sekolah, dari satu sekolah ke sekolah lain, dari sekolah ke kampus, kampus ke instansi tertentu, lalu dari stasiun untuk pulang (karena kalau angkot ngetem-nya lama ceu gak kuat). Bahkan untuk kirim laporan kasus ke rumah dosen, saya menggunakan jasa kirim ojek online. Cepat & Murah (kalau diukur dr kecepatannya).
Karena sudah bounding selama 1 tahun, saya mengikuti perkembangan dan mengobrol dengan para abang-abang/bapak-bapak ojek online. Termasuk jumat pagi lalu.
Kali ini saya mendapatkan driver yang unik. Mahasiswa dan suka bicara. Sebelumnya saya sering juga dapat driver mahasiswa tapi tidak se-gokil 'dedek' yang tadi 😁
Kenapa?
Sejak awal dedek driver itu sudah tanya 'berangkat kerja mbak? Enak amat siang'. Waktu itu saya memang baru berangkat jam 9 pagi. Setelah saya jawab dia kembali bertanya dan kami akhirnya mengobrol sepanjang perjalanan. Saya bicara tentang kehidupan 4 thn terakhir, dia bercerita tentang kuliahnya.
Ia seorang mahasiswa. Awalnya di sebuah universitas swasta A di jakarta lalu pindah ke universitas swasta B. Alasannya karena pergaulan. Di universitas swasta A dia mengambil studi komunikasi. Saat ini dia mengambil jurusan teknik industri di universitas swasta B. Ia banyak bicara tentang agenda-agenda demo dan kerusuhan yang pernah dilakoni. Lalu insyaf. Saat ini memilih untuk serius kuliah dan ambil job sampingan sebagai driver ojek online. Dia bilang 'saya lagi uts mbak, selang sehari libur, kan lumayan ya bisa ambil orderan jadinya.' Selain itu, dia juga curhat saat ini masuk teknik rambutnya rontok (rambutnya panjang bergelombang), berbeda ketika dulu di komunikasi.
Dedek driver ini juga bertanya 'mbak usianya berapa? 24/25?'. Saya jawab '25'. Ia spontan berkata 'ih tua ya'. Asem. Ga sopan ini dedek-dedek. Dia bertanya lagi 'mbak sudah nikah?' Ketika saya jawab belum dia berkata, 'nikah mbak, nunggu apa?' 😁
Kenapa ini anak ceplas ceplos dan kocak banget saya pikir. Saya jawab 'nunggu lulus nunggu yang pas'. Dia spontan tertawa. Lalu dia bilang, 'abis lulus saya mau kerja dulu mbak yang bener, sayang saya sama pengorbanan saya rambut rontok, bolak balik naik kereta, rambut saya pernah kejepit mbak di pintu, jadi saya mau kerja dulu ah'. Saya apresiasi ungkapannya dengan berkata 'betul, bagus itu'.
Setelah saya turun, dia menutup perjumpaan kami dengan berkata, 'mbak kalau kapan-kapan ketemu saya di kereta sapa saya ya, rambut saya ga pernah dikuncir kok, lancar ya mbak s2 nya, semoga saya bisa nyusul.'
Saya tertawa dengar perkataannya. Ini dedek kocak dan punya daya juang. Saya pengen langsung angkat tangan minta sama Tuhan semoga dia dapatkan apa yang dia perjuangkan.
Semoga orang-orang yang selalu ikhtiar untuk mencapai sesuatu yang lebih baik sampai pada pencapaian doa-doanya :)
Rabi'atul Aprianti
Komentar
Posting Komentar