Perjalanan Masuk Sumur 1

25 Sep 2016
20.20 WIB


Perjalanan Masuk Sumur 1

Hari ini 25 September 2016. Tepat 1 bulan sejak pertama kali saya intake kasus pertama di praktik kerja calon psikolog. Kasus pertama saya di sebuah SD, di salah satu kelas dengan mengawasi salah satu anak. Anak itu dirujuk karena kabarnya ia lebih lambat dari anak lain dalam belajar di kelas. 

Setelah dua hari observasi awal, duduk di belakang kelas sebagai siswa ke-33, berbaur dengan anak SD kelas 3, saya memang melihat secara kasat mata salah satu anak yang kabarnya lambat itu. 

Tugas saya adalah mencari tahu mengapa, dinamika dirinya, dan memberikan saran penanganan yang sesuai dengan dirinya. Tentu saja bagi saya yang aku mah apa atuh ini bukan hal yang mudah. "Baca teorinya lagi, yanti, kamu harus masuk lebih dalam (ke diri anak itu)" begitulah kata-kata yang disuntikkan pada saya oleh pembimbing yang merupakan salah dosen yang saya kagumi.

Berhari-hari sejujurnya saya tidak enak tidur (serius ini). Saya merasa memikirkan sesuatu yang saya sendiri bingung makin lama dipikir (ampun deh). Saya ke kampus. Saya diskusi dengan teman yang juga sedang di kampus. Saya coba tengok laporan-laporan senior, berharap mendapatkan pencerahan sedikit. Satu dua hari lumayanlah ya, sudah mulai ada gambaran permasalahan pokok anak yang saya pegang. Esoknya saya ke sekolah, kembali melihat anak, mengobrol dengan guru dan janjian untuk home visit.

Setelah satu bulan ini, saya makin menyadari bahwa manusia, bahkan anak-anak layaknya sebuah sumur yang dalam sekali. Kamu tidak akan tahu apa saja yang ada di dalamnya kalau hanya melihat sepintas satu dua kali. Kamu perlu persiapan yang memadai sebelum masuk ke dalamnya. Sebelum kemudian melihat apa saja isinya, berapa kedalamannya. Lalu apa yang saya pelajari dari acara masuk sumur ini? Saya menjadi lebih banyak menghargai orang lain. Kita sejatinya tidak pernah bisa menilai orang lain dari tampak luar atau perilaku-perilaku yang kelihatan saja. Manusia sungguh-sungguh makhluk kompleks yang perlu didalami jika anda ingin mengerti. Itu PR (banget).

Sesungguhnya tulisan ini hanya semacam curhatan. Saya berharap ada orang lain yang dapat manfaat selain diri saya sendiri 😁


Cheers,

Rabi'atul Aprianti

Komentar