Hari Ini Teman Saya Menikah

25 Sep 2016
20.44 WIB


Hari Ini Teman Saya Menikah

Hari ini teman saya menikah, kemarin teman saya menikah, besok, lusa, bulan depan, tahun depan teman-teman saya menikah. Memang sudah usianya bukan? Memang sudah sampai masanya.

Seorang teman pernah berkata, "Besok, lusa, orang-orang yang kamu anggap teman dekat akan menikah. Menemukan rumah mereka masing-masing. Membangun keluarga. Sedikit demi sedikit mereka mungkin akan sulit diakses, tidak semudah sekarang. Tidakkah kamu takut kesepian? Jika kamu memilih tetap sendirian." Dia memang salah satu teman terbaik saya. Itulah yang ia katakan saat saya mengungkapkan kegalauan, ketidakberanian saya untuk menginjak satu fase berjudul pernikahan.

Ya, saya memang sempat mengalami satu rentang waktu dimana saya mempertanyakan "mengapa perlu menikah?". Bukan karena apa-apa. Saya tahu bahwa menikah adalah separuh agama, menikah adalah sunnah Nabi dan Nabi berkata bahwa pengikutnya adalah orang-orang yang menghidupkan, mengikuti, menjalankan sunnahnya. Saya bertanya-tanya karena ingin tahu ada apa di balik itu? Mengapa menikah sampai menjadi separuh agama?

Usut punya usut, menikah bukan perkara mudah. Menikah membuat kita kemudian hidup dengan dia yang mungkin belum kita kenal betul atau mungkin kita kira sudah kita kenali. Yang tadinya bebas dan nyaman hidup sendiri kemudian punya partner hidup yang perlu diajak negosiasi untuk memutuskan ini itu. Kabar baiknya, mungkin (karena saya belum membuktikan sendiri) menikah memberikan banyak dampak positif. Yang mungkin tadinya kemana-mana sendiri kemudian punya teman sehingga perjalanan lebih aman. Yang kurang matang dalam berpikir kemudian punya teman untuk mengingatkan.

Ibu saya pernah bilang, menikah akan membuatmu lebih dewasa, lebih tidak emosional, tapi, sesungguhnya itu bisa benar-benar berhasil terjadi jika kamu memilih orang yang tepat untuk dinikahi. Jleb. Thats absolutely true. I think Mom answer half soul of my question. Saya banyak melihat orang-orang yang menikah tapi justru lebih tidak dewasa dari sebelum menikah atau sama saja (di mata saya). Atau mereka-mereka yang rumah tangganya penuh kemelut kemudian tumpah ruah di sosial media atau meleber kemana-mana. Saya tahu bahwa banyak contoh pasangan lain yang makmur dan bermartabat rumah tangganya. 

Then another half soul of my question, justru dijawab oleh teman-teman saya yang pemberani yang sudah menikah kemarin, hari ini, dan akan menikah besok. Simply, mereka tidak banyak bicara. Saya hanya melihat mereka tumbuh, berkembang mengoptimalkan aspek-aspek kemanusiaan lain yang selama ini belum saya lihat. Itu poinnya sebenarnya kan? Menikah membuatmu tumbuh, berkembang mengoptimalkan potensi-potensi kemanusiaan bersama orang yang tepat. Menjadi manusia yang lebih manusia, hamba yang lebih hamba, mengoptimalkan aspek-aspek diri manusia. Itulah mengapa penting memilih teman hidup yang tepat, supaya peningkatan dirinya maksimal bukan justru minimal.

Well, hari ini teman saya menikah, kemarin, besok, lusa, bulan depan, tahun depan teman-teman saya menikah. "Tidakkah kamu takut kesepian? Jika kamu memilih tetap sendirian."
Nanti saya akan memilih, supaya besok saya tidak sendirian :)


Regards,

Rabi'atul Aprianti

Komentar