Dikatakan

28 September 2016
09.50 WIB

Dikatakan

Jadi ceritanya saya menulis ini hanya untuk curhat pagi-pagi. Saya berangkat dari Bogor dan pagi hari ini saya meng-hectic-kan diri dengan edit psikogram, sambil nyuci plus mules-mules diare. Alhasil jam 9 saya pesan grabbike untuk pergi ke stasiun. Urung dengan angkot yang estimasinya memakan waktu tempuh lebih lama (hanya karena acara tiap 100 meter ngetem). 

Bapak grab yang saya book sudah menunggu beberapa menit sebelum saya keluar. Karena saya memang belum jemur cucian ketika pesan grab. Tapi bapak itu tidak sms, hanya menunggu dengan tenang sambil sesekali cek hp (masih loh diobservasi dulu bapaknya sebelum keluar).

Di jalan bapaknya mengajak saya mengobrol. Bertanya sudah berapa lama di bogor, dimana domisili bapak ibu saya, kenapa tidak dilanjutkan kerja sambil kuliah, dll. Sampai di stasiun, entah bapak itu sejak awal lihat wajah saya yg tidak segar dari awal atau hanya karena sekedar "pengen aja gitu", bapak itu pesan, "hati hati ya neng, jangan tidur (di kereta) nanti kelewat". Saya tertawa saja sambil menyerahkan uang yang harus saya bayarkan.

Sejujurnya saya terkesan dengan bapak ini. Dengan wajah saya yg saya rasa makin hari makin tidak bersahabat karena makin mumet pikirannya, bapak ini salah satu yg berani mengajak saya bicara santai (tepuk tangan untuk bapaknya). Dan tentu saja, pesannya sebelum saya pergi membuat saya jujur terharu. Entah karena saya yang memang kurang kasih sayang atau apalah, saya merasa disayangi dengan pesan yg beliau sampaikan.

Saya pikir, banyak sekali orangtua yg tidak seperti ini. Cuek saja. Merasa bahwa setiap anak juga tau kalau orangtua sayang. Toh setiap hari juga aman-aman saja kemana-mana sendirian. Atau pasangan suami istri. Makin lama bersama makin cuek. Toh sudah lama sama-sama, dulu memilih bersama juga karena saling sayang kan?

Padahal tentu saja tidak begitu. Semua perlu dikatakan. Supaya jelas, supaya tetap awet. Ga perlu egois dengan bilang "duh ga saya banget deh begitu". Bukankah punya pasangan dan punya anak seharusnya membuat manusia jadi lebih tidak egois? Dan menunjukkan rasa sayang juga tidak melulu dengan kata "sayang", bisa dengan kata "hati-hati", "makan yg teratur", dll.

Komentar