(Sepotong cerita) The Alchemist

08 Mei 2016
15.40 WIB


(Sepotong cerita) The Alchemist

"Seorang pemilik toko menyuruh anaknya pergi mencari rahasia kebahagiaan dari orang paling bijaksana di dunia. Anak itu melintasi padang pasir selama 40 hari, dan akhirnya tiba di sebuah kastil yang indah, jauh tinggi di puncak gunung. Di sanalah orang yang bijak itu tinggal.

Namun ketika dia memasuki aula kastil itu, si anak muda bukannya menemukan orang bijak tersebut melainkan melihat kesibukan besar di dalamnya: para pedagang berlalu lalang, orang-orang bercakap-cakap di sudut-sudut, ada orkestra kecil sedang memainkan musik lembut dan ada meja yang penuh dengan piring-piring berisi makanan-makanan paling enak di belahan dunia tersebut. Si orang bijak berbicara pada setiap orang & anak muda itu harus menunggu selama 2 jam. Setelah itu, barulah tiba gilirannya.

Si orang bijak mendengarkan dengan seksama saat anak muda itu menjelaskan maksud kedatangannya, namun orang bijak mengatakan sedang tidak punya waktu untuk menjelaskan rahasia kebahagiaan. Dia menyarankan anak muda itu keliling istana & kembali 2 jam lagi. 'Aku punya tugas untukmu, sambil berjalan-jalan bawa sendok ini tapi jangan sampai minyaknya tumpah.' Anak muda mulai berkeliling. Sayangnya ia fokus pada sendok yang dibawanya. Setelah 2 jam ia kembali. 'Nah, apa kau melihat taman hasil karya ahli taman yang menghabiskan 10 tahun? Apa kau juga melihat perkamen-perkamen indah di perpustakaanku?. Anak muda itu merasa malu karena tak sempat melihat apa-apa. Ia fokus pada sendok yang dibawanya. 'Kalau begitu pergilah sekali lagi & nikmatilah keindahan istanaku.' 

Ketika kembali menghadap orang bijak, diceritakannya dengan detail segala pemandangan yang dilihatnya. 'Tapi dimana tetes minyak yang kupercayakan padamu?'.
Si anak muda melihat sendok di tangannya & menyadari tetes minyak itu sudah tidak ada. 'Nah, hanya 1 nasihat, rahasia kebahagiaan adalah dengan menikmati segala hal menakjubkan di dunia ini, tanpa pernah melupakan tetes-tetes minyak di sendokmu."

The Alchemist
Paulo Coelho



Cheers,
Rabi'atul Aprianti

Komentar