Selasa, 8 Maret 2016
19.46 WIB
Knock, knock!
Itu singkatnya tentang profesi psikolog. Bagaimana prosesnya untuk menjadi psikolog?
2. Biaya yang cukup menguras tabungan. Semua studi butuh biaya tentu saja. Untuk studi profesi biaya yang diperlukan cukup besar (bergantung universitas masing-masing yang menyelenggarakan studi profesi)
3. Kuota program studi setiap tahunnya terbatas dan seleksinya beberapa tahap (berkaitan dengan poin 1), tahap tertulis meliputi tes potensi akademik dan b.inggris, psikotes, leaderless group discussion dan interview. Selain itu, program profesi terbatas hanya di universitas tertentu saja.
4. Studi profesi butuh waktu full time untuk ditekuni. Jika memilih untuk studi profesi maka sejak awal tegarkanlah diri anda karena studi ini menuntut untuk full time learner from monday till monday again or till drop. (Begadang untuk baca dan mengerjakan paper serta laporan perlu dibiasakan)
5. Studi profesi menuntut kita untuk fokus karena bukan hanya teori yang perlu dikuasai tapi juga lapangan. Maksudnya? Yes ga cuma baca buku tapi juga kita wajib turun lapangan, visit ke instansi, ketemu banyak manusia, praktikum dengan manusia, dll. Maka tegarkan dirimu, ikhlas dan enjoy the process.
6. First thing first, being a psychologist is about you, about help yourself first then you can go to help others. Ya, menjadi psikolog adalah tentang berani sakit untuk berubah jadi manusia lebih baik. Bagaimana bisa kita menolong orang lain untuk jadi lebih baik kalau kita justru belum menolong diri sendiri untuk jadi lebih baik?
19.46 WIB
Being Psychologist Nowadays
Knock, knock!
Setelah 2 bulan saya akhirnya membuka kembali laman ini. (Saya harus minta maaf ke diri sendiri karena perkara absen menulis belakangan ini dan dalam belasan bulan ke depan).
Well, absen menulis saya memang ada hubungannya dengan studi lanjut yang saya ambil, magister profesi psikologi, yang menjadi pesawat saya menuju sebuah profesi bernama Psikolog. Disini saya ingin berbagi tentang menjadi psikolog (di masa kini).
Sebelumnya, saya ingin menyebutkan secara jelas siapa itu psikolog dan apa perbedaannya dengan psikiater (masih banyak masyarakat yang menganggap dua profesi ini sama, padahal beda jauh sist bro). Psikolog adalah profesi dengan peran membantu manusia dalam pemecahan masalah, pembuatan keputusan, pemberdayaan manusia dalam setting individual, pendidikan, dan industri organisasi. Di lain sisi, psikiater adalah dokter jiwa (kuliah kedokteran umum-koas-jadi dokter umum-ambil spesialis kejiwaan). Beda? Jelas.
Psikolog adalah seorang sarjana psikologi yang kemudian mengambil studi lanjut keprofesian psikolog, belajar tentang manusia dan secara spesifik terbagi dalam peminatan klinis, pendidikan dan industri organisasi. Bagi yang ambil peminatan klinis akan secara khusus mendalami gangguan kejiwaan, abnormalitas, perilaku menyimpang, permasalahan-permasalahan psikologis individual, dua pihak maupun komunitas. Nah psikolog klinis ini yang biasanya akan bekerja sebagai psikolog di rumah sakit, rumah sakit jiwa, rehabilitasi, badan-badan penanggulangan, konselor pernikahan, terapis anak, dll. Tapi karena psikolog bukan dokter maka psikolog tidak memberi obat, psikolog memberi intervensi berupa psikoterapi atau terapi dengan pendekatan psikososial dan lainnya. Psikiter lah yang berwenang memberi resep obat (karena dokter).
Bagi yang ambil peminatan pendidikan di keprofesian psikolog akan bekerja sebagai psikolog sekolah, konsultan pendidikan, education specialist, organisasi atau badan pendidikan dll. Bagi yang ambil peminatan industri organisasi tentu ranahnya di HR, training & development, konsultan sdm, mengerjakan proyek-proyek rekrutmen seleksi placement dsb.
Itu singkatnya tentang profesi psikolog. Bagaimana prosesnya untuk menjadi psikolog?
Mungkin ada yang berpendapat bahwa "oh psikolog, ya udah gitu aja". Oh sist bro, perjalanan menjadi psikolog tidak semudah yang dibayangkan (tapi juga tidak serem-serem banget kok). Tentu sebelumnya saya harus lulus dari S1 Psikologi terlebih dulu. Kemudian melanjutkan studi ke magister profesi psikologi.
FYI, dulu sekali, S1 Psikologi diselesaikan dalam waktu 6 tahun dan ketika lulus sudah bergelar psikolog. Maka memiliki kewenangan praktik dan segala kewenangan psikolog lainnya. Tetapi belakangan mengingat ilmu psikologi semakin membumi dan dirasakan manfaatnya maka banyak yang ingin mempelajari teorinya saja tanpa mengikuti program keprofesian. Sejak saat itu, studi S1 Psikologi menjadi hanya 4 tahun dan jika ingin menjadi psikolog dipersilakan melanjutkan studi ke s2 profesi psikologi.
Nah berhubung saya sedang dalam pendidikan profesi, saya ingin ceritakan bahwa ya, perjalanan menjadi psikolog bukan hal mudah. Kenapa?
1. Tugas dan kewenangan psikolog yang berhubungan dengan kehidupan manusia lain menjadikan seleksi studi profesi ketat. Ga cukup pintar saja untuk menjadi psikolog, tapi apakah kepribadianmu cocok untuk jadi psikolog? Saya termasuk yang perlu merenung dan memperbaiki diri di berbagai sisi untuk memantaskan diri. Psikolog adalah sosok yang membantu, maka diperlukan seseorang yang terbuka, hangat, tapi juga cukup tegas untuk mengingatkan orang lain.2. Biaya yang cukup menguras tabungan. Semua studi butuh biaya tentu saja. Untuk studi profesi biaya yang diperlukan cukup besar (bergantung universitas masing-masing yang menyelenggarakan studi profesi)
3. Kuota program studi setiap tahunnya terbatas dan seleksinya beberapa tahap (berkaitan dengan poin 1), tahap tertulis meliputi tes potensi akademik dan b.inggris, psikotes, leaderless group discussion dan interview. Selain itu, program profesi terbatas hanya di universitas tertentu saja.
4. Studi profesi butuh waktu full time untuk ditekuni. Jika memilih untuk studi profesi maka sejak awal tegarkanlah diri anda karena studi ini menuntut untuk full time learner from monday till monday again or till drop. (Begadang untuk baca dan mengerjakan paper serta laporan perlu dibiasakan)
5. Studi profesi menuntut kita untuk fokus karena bukan hanya teori yang perlu dikuasai tapi juga lapangan. Maksudnya? Yes ga cuma baca buku tapi juga kita wajib turun lapangan, visit ke instansi, ketemu banyak manusia, praktikum dengan manusia, dll. Maka tegarkan dirimu, ikhlas dan enjoy the process.
6. First thing first, being a psychologist is about you, about help yourself first then you can go to help others. Ya, menjadi psikolog adalah tentang berani sakit untuk berubah jadi manusia lebih baik. Bagaimana bisa kita menolong orang lain untuk jadi lebih baik kalau kita justru belum menolong diri sendiri untuk jadi lebih baik?
Spooky? Ga juga sih. Ada sisi-sisi lain dari proses ini yang menyenangkan dan tentunya membuka wawasan, termasuk juga membuka hati. Dituntut bertemu lebih banyak manusia dan terbuka berinteraksi dengan segala jenis manusia pada akhirnya membuat saya menyadari banyak hal dan belajar banyak hal pula.
Nah, untuk tambahan info, selain menjadi psikolog apa ada profesi atau bidang karir lain bagi lulusan s1 psikologi? Tentu saja ada. Katanya "selama masih ada manusia, masih ada ilmu psikologi disitu". Kenapa? Karena objek dari psikologi adalah manusia.
Secara praktis lulusan psikologi bisa berkarya di ranah penelitian, pengembangan masyarakat, HR, rehabilitasi, dll. Untuk melanjutkan studipun ada 2 program lain selain program profesi yaitu magister sains dan magister psikologi terapan. Untuk sains, bidang bahasannya lebih ke arah keilmuan psikologi misalnya studi psikologi kepribadian, psikologi sosial, psikologi klinis dan psikologi perkembangan. Sementara magister terapan lebih ke arah praktis dari ilmu psikologi misalnya SDM, psikologi forensik, pendidikan anak usia dini (PAUD), dan lainnya. Untuk terapan ini boleh dimasuki oleh teman-teman yang S1 nya non psikologi.
Well, being psychologist nowadays is going to be quite long road but it worth it, insya Allah :)
Semoga bermanfaat.
Cheers,
Rabi'atul Aprianti
Komentar
Posting Komentar