Sekolah Kehidupan (53) I'm Indonesian & I'm Moslem

Sabtu, 24 Jan 2015
09.08 WIB


Beberapa bulan lalu saya menemukan masa dimana entah kenapa dan bagaimana hampir setiap hari saya membayangkan ingin makan donat. Sampai-sampai salah satu sahabat berkata via text "yanti harus main ke rumahku makan donat buatan mamaku." Entah ada apa dengan panganan bulat berlubang di tengah itu sampai sebegitu menariknya dia bagi saya.

Oleh karena kondisi ini hampir di setiap penghujung weekday saya memampirkan diri untuk beli donat & makan di tempat. Kadang sambil mengerjakan tugas tertentu, sambil baca, sambil browsing, sambil nulis atau benar-benar hanya makan dan pulang.

Suatu kali di saat saya melakukan kegiatan beli dan makan donat itu saya diberi Tuhan sebuah pengalaman menarik yang bagi saya tentu tidak biasa. Tiba-tiba saja ada seorang pemuda, yang saya pikir seumuran atau sedikit lebih muda dari saya, menghampiri saya dan duduk di hadapan. Dia menganggukkan kepala sambil tersenyum dan memberikan sebuah brosur. Saya terima brosur itu dan saya baca.

Oke, isinya adalah informasi tentang sebuah gerakan volunter yang bertujuan untuk memberikan pakaian, makanan dan buku bagi anak-anak yatim piatu di sebuah lokasi di ujung Jakarta. Saya telisik brosur itu dan tidak menemukan penanggung jawab utama dari gerakan itu. Maka saya bertanya kepada pemuda di hadapan saya "Kegiatan ini sudah berapa lama mas?". Bukannya menjawab ia hanya mengangguk dan tersenyum. Saya bingung ada apa dengan orang ini?. Maka pertanyaan saya ganti "Ada berapa anak yang jadi targetnya?". Dan tetap dia hanya mengangguk dan senyum. Hmm? Saya ulangi pertanyaannya "ada berapa anak? Berapa?". Kemudian akhirnya dia menjawab "about one hundred". 

Huwah. Oke. Thats why saya dan dia ga nyambung -.-. Setelah itu saya mencoba bertanya dengan bahasa inggris dan kami bicara agak lama. Namanya Mark. Dia ceritakan bahwa kegiatan ini adalah sebuah kegiatan "volunteer exchange" yang saat ini memang mulai marak diselenggarakan terutama di negara-negara ASEAN. Dia berasal dari Vietnam dan selama kurang lebih 2 bulan di Indonesia untuk membantu kegiatan fund raising lembaga-lembaga atau pihak yang membutuhkan. Dia dan kelompoknya (1 kelompok 3 orang) memilih mengumpulkan dana untuk anak-anak yatim piatu di ujung Jakarta itu. Di hari itu mereka memilih untuk "jalan-jalan" ke Bogor dalam usaha mereka.  

Saya salut sekaligus merasa tersindir karena selama saya hidup rasanya saya belum pernah seperti mereka dalam membantu orang lain. Saya ini orang Indonesia tapi saya bahkan tidak tahu pasti berapa banyak anak Indonesia yang hari ini susah makan. Saya tidak tahu pasti berapa jumlah anak yang tidak bisa sekolah. Saya juga tidak tahu pasti ada berapa banyak tuna wisma di luar sana. Saya juga sejujurnya baru mendengar nama panti asuhan yang tertera di brosur yang diberikan Mark kepada saya. Saya ini muslim tapi usaha saya membantu orang lain belum seperti mereka yang non-muslim.

Saya ini orang Indonesia dan saya Muslim seharusnya saya lebih peduli, seharusnya saya bisa memberi jauh lebih banyak. 

Setelah selesai berbincang Mark pamit untuk mencari donatur lain. Saya pun bersiap pulang karena saat itu sudah gelap. Saya berterima kasih kepada Mark untuk waktu lebih lama yang saya minta darinya untuk menjelaskan ini itu. Mark tersenyum dan berkata "Thank you so much. Its nice to meet you, Yanti".

Its nice to meet you too, Mark.
Hope we will meet again someday, somewhere :)


How about you?
Are you Indonesian? Are you Muslim? Or are you same with me?
I'm Indonesian & I'm Muslim.



Rabi'atul Aprianti

Komentar