Sekolah Kehidupan (47) Walk the Talk

Rabu, 24 September 2014
14.04 WIB



Pernahkah teman" memberi nasihat atau saran pada orang lain? Jika pernah, apakah nasihat atau saran tersebut selalu didengar bahkan dijalankan oleh orang terkait?
Lebih simpel dari itu saya sebelumnya ingin bertanya, apakah ketika teman" bicara teman" berhasil selalu didengarkan orang lain?

Jika ada yang menjawab selalu, yang artinya tidak pernah tidak, izinkan saya berdiri memberi selamat :). Tapi, jika ada teman" yang menjawab "tidak selalu", maka jangan khawatir, kita akan pikirkan bersama kondisi ini beserta pemecahannya.

Tidak semua orang akan menuruti saran kita, tidak semua orang pula akan mau mendengarkan pembicaraan kita. Itu manusiawi, tapi dalam tulisan ini mari kita melihat dengan kacamata berbeda, bergeser sedikit ke konteks di sebelahnya.

Seringkali kita tidak didengar atau diikuti saran atau nasihatnya oleh orang lain. Padahal suatu hal yang manusiawi pula ketika kita sebagai manusia ingin didengar dan dihargai oleh orang lain, terlebih jika itu adalah orang" terdekat. Mahatma Gandhi, seorang bijak dari India pernah memberikan rahasianya. Gandhi adalah seorang bijak yang terkenal ampuh nasihat"nya. Rahasia dari ampuhnya nasihat" Gandhi diceritakan dalam kisah berikut:

Suatu hari seorang ibu mengeluh karena anaknya yang menderita suatu penyakit tidak juga membaik padahal pengobatan telah dilakukan dalam waktu cukup lama. Dokter berpesan bahwa anaknya pantang mengonsumsi beberapa makanan termasuk garam. Sang ibu tidak pernah lagi membubuhkan garam saat memasak bagi anaknya. Tapi apa daya, makanan yang dirasa si anak kurang sedap membuatnya selalu curi-curi untuk menaburkan sedikit garam tanpa sepengetahuan sang ibu.

Dalam kondisi bingung memikirkan anaknya, sang ibu kemudian berpikir membawa anaknya pada Gandhi untuk meminta nasihat. Esok harinya, pergilah ibu dan anak itu mendatangi Gandhi. Ibu itu berkata pada Gandhi "tolong nasihati anakku agar tidak makan garam, supaya ia segera membaik dari sakitnya". Gandhi menjawab "baiklah, datanglah lagi minggu depan, aku akan berikan nasihat itu pda anakmu". Sang ibu menjawab "tidak bisakah sekarang saja?". Gandhi pun berkata "tidak bisa, datanglah lagi minggu depan".

Pada hari yang ditentukan sang ibu dan anak tersebut datang kembali. Gandhi mengajak anak tersebut berbincang dan menasihatinya agar tidak makan garam. Kemudian ibu dan anak tersebut pulang. Seminggu berjalan, sang ibu terkejut karena anaknya saat ini tidak lagi makan garam. Ia heran sekali karena ia rasa Gandhi dan anaknya hanya berbincang ringan. Karena penasaran, sang ibu kembali menemui Gandhi dan bertanya bagaimana bisa nasihatnya ampuh sekali. Gandhi menjawab "tidak ada yang spesial dari nasihatku, aku hanya tidak makan garam selama seminggu sebelum memberi nasihat pada anakmu."

See? Itulah rahasianya. Walk the talk. Berjalanlah juga pada ucapan anda, berjalanlah juga pada nasihat atau saran yang anda berikan pada orang lain, sehingga anda didengar bukan karena anda menakutkan atau dominan, tapi karena anda memang memahami nasihat itu, memahami ucapan itu dalam hidup. Berapa banyak kata" yang kita lontarkan pada orang lain tapi sebenarnya tidak kita berlakukan pada diri sendiri, dalam kehidupan pribadi kita.

Rahasia ini sederhana. Hal-hal baik selalu sederhana tapi penuh perjuangan untuk dilakukan, bukan begitu? :)
Walk the talk. Mari mulai saat ini kita pastikan bahwa langkah dan perbuatan kita sesuai dengan kata" baik yang keluar dari mulut kita.

Semoga bermanfaat :)
Makna lebih jauh walk the talk bisa dipikirkan kembali yaa




Dikelilingi pepohonan,


Rabi'atul Aprianti
Bachelor of Psychology
Apriantirabiatul@gmail.com
@RabiatulApriant

Komentar