09 Juli 2014
11.20 WIB
Untuk pertama kalinya dalam hidup hari ini saya bergabung bersama masyarakat lainnya sebagai pemilih. Maklum, 5 tahun lalu pemilu berlangsung seminggu sebelum ulang tahun saya yang ke-17.
Sejujurnya saya secara pribadi bukan seseorang yang tertarik dengan dunia politik (dan hukum) walaupun begitu saya menyadari dua bidang ini memiliki peran penting dalam kehidupan khususnya berbangsa dan bernegara. Entah benar atau tidak, katanya hal ini ditularkan oleh ayah saya pada kami anak-anaknya.
Namun teman-teman, curhat sedikit, tahun ini ayah saya sangat excited dengan berita-berita politik dan penunjangnya entah karena apa. Mungkin karena sudah jenuh dengan kondisi negara kita atau karena memang pemilihan umum kali ini menarik sekali. Saya sebagai anak awalnya pun jadi tertular dengan semangat ayah saya. Ketika ada kesempatan pulang ke rumah, setiap malam selepas sholat magrib kami langsung menyalakan tv dan menyimak berita dari beberapa chanel tv.
Sekali lagi, saya adalah manusia yang awam dengan kata "politik". Tapi izinkan saya membagi persepsi saya tentang politik disini. Politik menurut saya adalah tentang kepentingan. Beberapa orangtua saya bilang bahwa "pilihlah pemimpin yang bebas dari kepentingan politik, supaya bisa memimpin dengan leluasa, sungguh-sungguh, dan adil". Saya pahami maksudnya ialah kita atau saya sebagai anak muda seharusnya memilih calon pemimpin yang tidak punya visi dan misi pribadi untuk menjadi pemimpin. Kasarnya, seseorang yang kita pilih sebagai pemimpin haruslah seseorang yang tidak berniat menumpuk kekayaan untuk diri sendiri.
Tapi sejujurnya, saya pikir tidak ada satupun orang yang terjun ke politik yang tidak memiliki kepentingan. Semua orang yang terjun ke dunia politik pasti memiliki kepentingan. Entah mereka hanya murni membawa kepentingan masyarakat atau juga membawa kepentingan pribadi atau bahkan hanya membawa kepentingan pribadi. Bukankah begitu? Dari pemahaman ini saya kemudian belajar untuk menyelidiki calon pemimpin mana yang sebenarnya hanya membawa kepentingan rakyat.
Berpikir lebih jauh, saya kemudian tersadar bahwa kehidupan ini juga adalah ranah politik, bukan? Bahwa semua manusia bermain dalam politik kehidupan dan berperan sebagai politikus dengan semua kepentingan pribadi & keluarga masing-masing. Membuat jalan masing-masing untuk mencapai visi hidup, untuk sampai pada target tertentu, untuk menyelesaikan misi tertentu.
Hmm.. Mari pastikan visi kita benar dan baik, ada di jalan yang lurus. Mari pastikan visi dan misi hidup kita juga bermanfaat bagi banyak orang tidak hanya diri kita sendiri. Mari pastikan semua target-target hidup kita tidak membuat kita menyakiti orang lain atau banyak orang atau bahkan bersaing dengan cara tidak sehat. Semoga setiap diri kita layak dipilih oleh diri kita sendiri sebagai pemimpin dalam kehidupan kita.
Semoga tulisan random ini ada manfaatnya :)
Happy fasting!
Happy election day Indonesian!
Rabi'atul Aprianti
Bachelor of Psychology
Apriantirabiatul@gmail.com
11.20 WIB
Untuk pertama kalinya dalam hidup hari ini saya bergabung bersama masyarakat lainnya sebagai pemilih. Maklum, 5 tahun lalu pemilu berlangsung seminggu sebelum ulang tahun saya yang ke-17.
Sejujurnya saya secara pribadi bukan seseorang yang tertarik dengan dunia politik (dan hukum) walaupun begitu saya menyadari dua bidang ini memiliki peran penting dalam kehidupan khususnya berbangsa dan bernegara. Entah benar atau tidak, katanya hal ini ditularkan oleh ayah saya pada kami anak-anaknya.
Namun teman-teman, curhat sedikit, tahun ini ayah saya sangat excited dengan berita-berita politik dan penunjangnya entah karena apa. Mungkin karena sudah jenuh dengan kondisi negara kita atau karena memang pemilihan umum kali ini menarik sekali. Saya sebagai anak awalnya pun jadi tertular dengan semangat ayah saya. Ketika ada kesempatan pulang ke rumah, setiap malam selepas sholat magrib kami langsung menyalakan tv dan menyimak berita dari beberapa chanel tv.
Sekali lagi, saya adalah manusia yang awam dengan kata "politik". Tapi izinkan saya membagi persepsi saya tentang politik disini. Politik menurut saya adalah tentang kepentingan. Beberapa orangtua saya bilang bahwa "pilihlah pemimpin yang bebas dari kepentingan politik, supaya bisa memimpin dengan leluasa, sungguh-sungguh, dan adil". Saya pahami maksudnya ialah kita atau saya sebagai anak muda seharusnya memilih calon pemimpin yang tidak punya visi dan misi pribadi untuk menjadi pemimpin. Kasarnya, seseorang yang kita pilih sebagai pemimpin haruslah seseorang yang tidak berniat menumpuk kekayaan untuk diri sendiri.
Tapi sejujurnya, saya pikir tidak ada satupun orang yang terjun ke politik yang tidak memiliki kepentingan. Semua orang yang terjun ke dunia politik pasti memiliki kepentingan. Entah mereka hanya murni membawa kepentingan masyarakat atau juga membawa kepentingan pribadi atau bahkan hanya membawa kepentingan pribadi. Bukankah begitu? Dari pemahaman ini saya kemudian belajar untuk menyelidiki calon pemimpin mana yang sebenarnya hanya membawa kepentingan rakyat.
Berpikir lebih jauh, saya kemudian tersadar bahwa kehidupan ini juga adalah ranah politik, bukan? Bahwa semua manusia bermain dalam politik kehidupan dan berperan sebagai politikus dengan semua kepentingan pribadi & keluarga masing-masing. Membuat jalan masing-masing untuk mencapai visi hidup, untuk sampai pada target tertentu, untuk menyelesaikan misi tertentu.
Hmm.. Mari pastikan visi kita benar dan baik, ada di jalan yang lurus. Mari pastikan visi dan misi hidup kita juga bermanfaat bagi banyak orang tidak hanya diri kita sendiri. Mari pastikan semua target-target hidup kita tidak membuat kita menyakiti orang lain atau banyak orang atau bahkan bersaing dengan cara tidak sehat. Semoga setiap diri kita layak dipilih oleh diri kita sendiri sebagai pemimpin dalam kehidupan kita.
Semoga tulisan random ini ada manfaatnya :)
Happy fasting!
Happy election day Indonesian!
Rabi'atul Aprianti
Bachelor of Psychology
Apriantirabiatul@gmail.com
Komentar
Posting Komentar