Sekolah Kehidupan (40) Belajarlah dari Wanita

22 Juli 2014
21.46 WITA


Asslmlkm wr wb
Apa kabarnya teman"?

Lama tidak mencoretkan sesuatu disini. Pada kesempatan ini ada sebuah saran menarik yang ingin saya bagikan, "Belajarlah dari Wanita". Tidak, bukan karena saya wanita dan berniat rasis atau feminis, tapi ini ilmu yang baru saja saya ketahui dan ingin sekali saya tuliskan :)

Semoga akan ada manfaatnya bagi teman" yang membacanya. Ilmu ini saya peroleh dari sebuah buku berjudul "Happiness Inside" karya Gobind Vashdev.

Kita sama-sama mengetahui bahwa pria dan wanita sangat berbeda, meski tidak terlampau jauh sekali. Dari sisi fisiologis pria dan wanita amat berbeda, pun dari sisi psikologis. Pria cenderung memiliki lobus frontal di otak yang lebih luas areanya dari wanita, itulah mengapa pria lebih logis. Wanita memiliki area otak yg lebih luas dalam fungsinya terkait emosi. Kedua hal ini menyebabkan otak wanita akan bekerja setidaknya 7x lebih keras dari pria ketika menghadapi masalah.

Berdasar hal tersebut ditunjang dengan tuntutan peran wanita di masyarakat wanita menjadi lebih rentan stress dari pria. Tapi anehnya, 2/3 populasi yang mengonsumsi alkohol adalah pria, 80% yang menggunakan napza adalah pria, dan 90% yang menghuni penjara adalah pria. Kemudian meskipun percobaan bunuh diri 3x lebih banyak dilakukan wanita tapi 4 dari 5 orang yg bunuh diri adalah pria. Aneh? Mengapa wanita yang (selalu) stress tapi justru pria yang melakukan tindak kriminal? Mengapa yg depresi wanita tapi yg bunuh diri justru pria?

Ternyata ada 3 hal dari kebiasaan wanita (yang tidak dilakukan pria) yang membuat hidup wanita menjadi lebih ringan ketika menghadapi masalah. Apakah itu?
1. Berbagi
Wanita berbagi bukan untuk mencari solusi. Solusi adalah bonus yang didapat dari berbagi. Bagi wanita inti berbagi atau bercerita sebenarnya adalah untuk melepaskan apa yang mengganjal dari dirinya. Dan ini tentu tidak dilakukan pada sembarang orang. Sementara bagi pria "segala sesuatu bisa dibereskan sendiri, berbagi hanya akan menunjukkan kelemahan". Sudah saatnya mayoritas lelaki menanggalkan persepsi ini. Memendam masalah sendiri justru seperti menyimpan bom yg sewaktu" bisa meledak. Berbagilah, berbagi pada orang yang kalian percaya justru akan membuat hati lebih tenang.

2. Menangis
Siapa bilang menangis tabu bagi lelaki? Saya sangat menghargai teman-teman pria yang berbagi pada saya sampai tangisnya tumpah. Saya sangat menghargai mereka yang mau membuang energi negatifnya melalui air mata. Dengan begitu hati menjadi lebih damai. Menangis bukan perilaku kaum lemah yang diidentikkan dengan wanita, air mata adalah saksi dari keberanian kita untuk menghadapi masalah atau bahkan menderita.

3. Pelukan
Apakah kalian tau? Untuk bertahan hidup kita membutuhkan 4 pelukan sehari. Untuk kesehatan kita perlu 8 pelukan sehari dan untuk pertumbuhan, awet muda serta kebahagiaan kita butuh 12 pelukan per harinya (Virginia Satir). Benarkah? Ya. Pelukan merangsang keluarnya hormon oksitoksin dan menekan hormon kortisol serta norepinefrin. Hormon oksitoksin membuat kita merasa damai dan rileks sementara kortisol & epinefrin berkaitan dengan stres. Ketika saya bagikan info ini pada teman-teman diskusi saya yang pria, mereka mengaku merasa geli dan aneh dengan apa yang saya katakan. Tapi saya sarankan bagi teman-teman yang pria untuk juga mencobanya. Peluklah orangtua kalian sebelum pergi kerja, adik kakak dsb, dan setelah pulang kembali ke rumah. Saya secara pribadi suka sekali berpelukan dengan teman-teman dekat wanita, setidaknya ketika kami bertemu dan akan berpisah kembali.

Saya tau ketiga hal ini aneh rasanya bagi pria atau bahkan juga bagi wanita yang tidak biasa melakukannya. Tapi bagaimana jika kita coba kemudian rasakan dulu khasiatnya? Berbagi, menangis dan pelukan adalah obat preventif & kuratif yang murah harganya. Selamat mencoba!
^-^


Selamat malam di bulan berkah,
Salam hangat,



Rabi'atul Aprianti
Apriantirabiatul@gmail.com
@RabiatulApriant
081310065167

Komentar