01 Juli 2014
10.16 WIB
10.16 WIB
Sekantung Kentang
Suatu hari di sebuah kelas di sekolah yang tidak dapat disebutkan namanya. Seorang guru memberikan tugas pada murid-muridnya di akhir pelajaran. Tugas tersebut sederhana. Setiap anak diminta menyiapkan sebuah kantung plastik dan mengisinya dengan kentang. Jumlah kentang dibebaskan, maka boleh mengisi dengan berapapun kentang yang diinginkan.
Keesokan harinya, semua murid membawa tugas yang diberikan oleh sang guru. Ada murid yang membawa 4 kentang, 5 kentang, 6 kentang, 7 kentang, bahkan lebih dari 10 kentang. Sang guru tersenyum melihat semua muridnya membawa tugas yang ia berikan. Kemudian guru tersebut berkata, "saya sangat senang kalian semua membawa tugas yang saya minta. Selanjutnya tugas kalian adalah membawa sekantung kentang tersebut kemanapun kalian pergi dalam aktivitas apapun yg kalian lakukan."
Hari demi hari setelah hari itu seluruh murid melakukan tugasnya. Mereka membawa sekantung kentang kemanapun mereka pergi dalam aktivitas apapun. Setelah beberapa waktu beberapa murid mulai mengeluh karena kentang-kentang di dalam plastik mulai membusuk.
Tugas tersebut berlangsung selama satu bulan. Di hari terakhir, sang guru meminta seluruh murid melepaskan sekantung kentang yang selama ini terus mereka bawa. Guru tersebut kemudian bertanya, "tugas ini sudah selesai. Kalian menyelesaikannya dengan baik. Ada yang ingin berpendapat?"
Seorang siswa kemudian berkata, "kami sangat lelah membawa kentang-kentang tersebut kemanapun, terlebih setelah beberapa kentang itu mulai busuk kentang yang lain pun ikut busuk. Baunya membuat kami yang membawa sangat tidak nyaman." Seorang lagi siswa menambahkan, "benar sekali, saya bersyukur hanya mengambil 4 buah kentang. Saya akan merasa lebih tidak nyaman jika sebulan yang lalu mengambil lebih banyak."
Guru tersebut tersenyum, kemudian berkata "tahukah kalian apa yang sedang kuajarkan pada kalian? Memaafkan. Kentang-kentang itu kita anggap kesalahan orang lain pada kita. Semakin banyak yang kalian rasakan terus sakitnya semakin banyak yang kalian bawa. Seiring waktu sebuah atau beberapa buah kentang akan busuk dan menjalar ke kentang lainnya. Kalian merasa berat dan tidak nyaman. Ada banyak sekali manusia di luar kelas kita merasa berat untuk memaafkan karena berpikir akan kelihatan lemah. Mereka benar-benar tidak tahu, bahwa memaafkan orang lain bukan untuk orang itu tapi untuk diri kita sendiri. Apakah kalian juga begitu?"
Semua murid terdiam.
Sang guru tersenyum.
Memaafkan orang lain sejatinya bukan hanya untuk orang itu, tapi untuk diri kita sendiri, untuk kesehatan pribadi diri kita. Maka maafkanlah, buang sakit hatinya, simpan & pelajari pelajaran moralnya.
(Terinspirasi dari sebuah e-book)
Happy fasting :)
Rabi'atul Aprianti
Bachelor of Psychology
Founder Seasons! Crochet shop
Apriantirabiatul@gmail.com
@RabiatulApriant
Komentar
Posting Komentar