22 Mei 2014
16.48 WITA
Dulu sekali, kira-kira 6 tahun yang lalu, datang seseorang yang bertanya pada saya, "yanti, menurut yanti cinta itu apa?"
Jujur saya tersenyum sendiri mengetahui pertanyaannya ini. Bukan, bukan karena saya berpengalaman tentang tema ini, saya sama sekali tidak berpengalaman. Saya tersenyum karena ini pertanyaan sederhana yang rumit jawabannya. Pertanyaan menarik yang saya sama sekali tidak tau apa jawabannya. Dan yang lebih menarik lagi adalah mengapa saya yang culun ini yang ditanya olehnya.
Saya berpikir sejenak dan bertanya balik, "memangnya ada apa?". Pertama saya ingin tau mengapa saya yang ditanya dan kedua saya mengulur waktu agar punya waktu lebih banyak untuk berpikir. Seseorang itu menjawab, "saya hanya ingin tau pendapat yanti".
Baiklah, kala itu saya coba menjawab dengan pengetahuan dan penghayatan saya yang masih rendah sekali tentang cinta (sekarang pun masih rendah). Jawaban saya seperti ini "cinta itu adalah anugrah perasaan yang tidak perlu didefinisikan, tapi cukup dirasakan kemudian disyukuri."
Jawaban ini adalah jawaban yang masih terus saya pegang hingga sekarang. Saya berterima kasih kepada seseorang yang dulu datang bertanya, terima kasih karena dengan pertanyaannya saya mulai belajar dan mencari tau. Jika ada seseorang yang datang bertanya dengan pertanyaan serupa maka jawaban saya masih akan sama.
Dalam 6 tahun setelah saya melontarkan jawaban saya yang awalnya hanya sebatas kemampuan pikir saya saat itu, saya mulai banyak berpikir. Seiring dengan kehidupan yang terus berlanjut dan keinginan mendewasa dengan alami, saya mulai memahami apa yang saya lontarkan sebagai jawaban.
Ya, perasaan adalah perasaan yang tidak selalu perlu didefinisikan, perasaan adalah sesuatu yang membuat manusia berbeda dengan makhluk lain, sesuatu yang tugasnya dirasakan, diresapi. Hingga pada akhirnya kita mampu mensyukuri apa yang kita rasakan serta mensyukuri apa yang kita pelajari dari rasa itu.
Saya tau ada banyak definisi lain dari banyak orang yang lebih cerdas, lebih berpengalaman, lebih dewasa, dan lebih bijak. Maka saya dan teman-teman pembaca masih selalu perlu membaca lebih banyak meski masing-masing kita sudah memiliki definisi masing-masing tentang cinta.
Ini adalah topik yang tidak akan lekang oleh waktu.
Dan dalam pembahasan ini saya lebih condong pada rasa cinta kita yang manusiawi terhadap lawan jenis, keluarga, dan apa yang kita miliki, belum pada pembahasan cinta yang lebih tinggi :)
Bagaimana menurut pendapat teman-teman? :)
Salam hangat di sore hari,
Rabi'atul Aprianti
Bachelor of Psychology
Founder Seasons! Crochet shop
Apriantirabiatul@gmail.com
@RabiatulApriant
16.48 WITA
"When we sad we found love, when we happy we also found love, in another face"
Dulu sekali, kira-kira 6 tahun yang lalu, datang seseorang yang bertanya pada saya, "yanti, menurut yanti cinta itu apa?"
Jujur saya tersenyum sendiri mengetahui pertanyaannya ini. Bukan, bukan karena saya berpengalaman tentang tema ini, saya sama sekali tidak berpengalaman. Saya tersenyum karena ini pertanyaan sederhana yang rumit jawabannya. Pertanyaan menarik yang saya sama sekali tidak tau apa jawabannya. Dan yang lebih menarik lagi adalah mengapa saya yang culun ini yang ditanya olehnya.
Saya berpikir sejenak dan bertanya balik, "memangnya ada apa?". Pertama saya ingin tau mengapa saya yang ditanya dan kedua saya mengulur waktu agar punya waktu lebih banyak untuk berpikir. Seseorang itu menjawab, "saya hanya ingin tau pendapat yanti".
Baiklah, kala itu saya coba menjawab dengan pengetahuan dan penghayatan saya yang masih rendah sekali tentang cinta (sekarang pun masih rendah). Jawaban saya seperti ini "cinta itu adalah anugrah perasaan yang tidak perlu didefinisikan, tapi cukup dirasakan kemudian disyukuri."
Jawaban ini adalah jawaban yang masih terus saya pegang hingga sekarang. Saya berterima kasih kepada seseorang yang dulu datang bertanya, terima kasih karena dengan pertanyaannya saya mulai belajar dan mencari tau. Jika ada seseorang yang datang bertanya dengan pertanyaan serupa maka jawaban saya masih akan sama.
Dalam 6 tahun setelah saya melontarkan jawaban saya yang awalnya hanya sebatas kemampuan pikir saya saat itu, saya mulai banyak berpikir. Seiring dengan kehidupan yang terus berlanjut dan keinginan mendewasa dengan alami, saya mulai memahami apa yang saya lontarkan sebagai jawaban.
Ya, perasaan adalah perasaan yang tidak selalu perlu didefinisikan, perasaan adalah sesuatu yang membuat manusia berbeda dengan makhluk lain, sesuatu yang tugasnya dirasakan, diresapi. Hingga pada akhirnya kita mampu mensyukuri apa yang kita rasakan serta mensyukuri apa yang kita pelajari dari rasa itu.
Saya tau ada banyak definisi lain dari banyak orang yang lebih cerdas, lebih berpengalaman, lebih dewasa, dan lebih bijak. Maka saya dan teman-teman pembaca masih selalu perlu membaca lebih banyak meski masing-masing kita sudah memiliki definisi masing-masing tentang cinta.
Ini adalah topik yang tidak akan lekang oleh waktu.
Dan dalam pembahasan ini saya lebih condong pada rasa cinta kita yang manusiawi terhadap lawan jenis, keluarga, dan apa yang kita miliki, belum pada pembahasan cinta yang lebih tinggi :)
Bagaimana menurut pendapat teman-teman? :)
Salam hangat di sore hari,
Rabi'atul Aprianti
Bachelor of Psychology
Founder Seasons! Crochet shop
Apriantirabiatul@gmail.com
@RabiatulApriant
Komentar
Posting Komentar