11 Mei 2014
23.39 WIB
Pagi tadi saya mengawali hari dengan mandi sebelum azan subuh dan bersiap ke luar kota untuk menghadiri undangan pernikahan salah satu kakak sepupu. Terinspirasi dari pengalaman saya dalam setengah hari ini, izinkan saya menuliskan sebuah artikel tentang pernikahan.
Dalam tulisan ini saya ingin berbagi terlebih dulu terkait nilai yang saya dapatkan dari apa yang saya alami. Saya ingin membagi lebih banyak tentang pernikahan secara keilmuan namun insya Allah dalam tulisan mendatang.
Siapa yang tidak ingin menikah? Saya rasa semua wanita yang menginjak fase dewasa awal memiliki keinginan untuk menikah. Dan pernikahan yang didambakan pastilah pernikahan yang langgeng, selalu penuh kasih hingga hanya maut yang memisahkan suatu hari nanti.
Saya tidak ingin banyak berkata karena sayapun belum memiliki pengalaman menikah meski sangat ingin dan sedang mempersiapkan diri :). Saya hanya ingin membagikan satu poin penting yaitu nasihat pernikahan kakak sepupu saya pagi tadi. Nasihat ini berasal dari penghulu sebelum ijab kabul berlangsung.
"Pernikahan adalah bahtera yang menyatukan dua anak manusia. Lelaki dan wanita. Perbedaan itu pasti adanya. Mutlak. Dalam pernikahan yang sakinah (mendamaikan) mawaddah (penuh cinta kasih) warrahmah (dikasihi Allah) bukan berarti tidak ada perbedaan atau penekanan perbedaan antara suami istri, tapi di pernikahan itu ada penyesuaian, pengertian dan pemahaman yang benar, sehingga masing-masing dari suami atau istri dapat dengan baik dan benar menyikapi pasangannya. Bertengkar itu wajar, tapi pertengkaran yang membawa suami istri menuju pribadi dan hubungan yang lebih baik. Pernikahan tidak harus selalu bahagia setiap hari, tapi pernikahan itu harus selalu diusahakan tidak pernah berakhir (simply never end). Dengan begitu pernikahan akan menjadi tempat tumbuh dari dua insan yang setia satu sama lain."
Nasihat ini diucapkan dengan bahasa Sunda, maka saya mohon maaf apabila ada hal tertentu yang lupa saya tuliskan.
Mari kita resapi bersama nasihat pernikahan di atas. Saya sangat menginginkan dan berharapan baik memiliki pernikahan yang simply never end :)
Bagaimana dengan kalian?
Semoga bermanfaat..
Rabi'atul Aprianti
Bachelor of Psychology
Research fellow, writer
Founder of Seasons! Crochet shop
Apriantirabiatul@gmail.com
@RabiatulApriant
23.39 WIB
Pagi tadi saya mengawali hari dengan mandi sebelum azan subuh dan bersiap ke luar kota untuk menghadiri undangan pernikahan salah satu kakak sepupu. Terinspirasi dari pengalaman saya dalam setengah hari ini, izinkan saya menuliskan sebuah artikel tentang pernikahan.
Dalam tulisan ini saya ingin berbagi terlebih dulu terkait nilai yang saya dapatkan dari apa yang saya alami. Saya ingin membagi lebih banyak tentang pernikahan secara keilmuan namun insya Allah dalam tulisan mendatang.
Siapa yang tidak ingin menikah? Saya rasa semua wanita yang menginjak fase dewasa awal memiliki keinginan untuk menikah. Dan pernikahan yang didambakan pastilah pernikahan yang langgeng, selalu penuh kasih hingga hanya maut yang memisahkan suatu hari nanti.
Saya tidak ingin banyak berkata karena sayapun belum memiliki pengalaman menikah meski sangat ingin dan sedang mempersiapkan diri :). Saya hanya ingin membagikan satu poin penting yaitu nasihat pernikahan kakak sepupu saya pagi tadi. Nasihat ini berasal dari penghulu sebelum ijab kabul berlangsung.
"Pernikahan adalah bahtera yang menyatukan dua anak manusia. Lelaki dan wanita. Perbedaan itu pasti adanya. Mutlak. Dalam pernikahan yang sakinah (mendamaikan) mawaddah (penuh cinta kasih) warrahmah (dikasihi Allah) bukan berarti tidak ada perbedaan atau penekanan perbedaan antara suami istri, tapi di pernikahan itu ada penyesuaian, pengertian dan pemahaman yang benar, sehingga masing-masing dari suami atau istri dapat dengan baik dan benar menyikapi pasangannya. Bertengkar itu wajar, tapi pertengkaran yang membawa suami istri menuju pribadi dan hubungan yang lebih baik. Pernikahan tidak harus selalu bahagia setiap hari, tapi pernikahan itu harus selalu diusahakan tidak pernah berakhir (simply never end). Dengan begitu pernikahan akan menjadi tempat tumbuh dari dua insan yang setia satu sama lain."
Nasihat ini diucapkan dengan bahasa Sunda, maka saya mohon maaf apabila ada hal tertentu yang lupa saya tuliskan.
Mari kita resapi bersama nasihat pernikahan di atas. Saya sangat menginginkan dan berharapan baik memiliki pernikahan yang simply never end :)
Bagaimana dengan kalian?
Semoga bermanfaat..
Rabi'atul Aprianti
Bachelor of Psychology
Research fellow, writer
Founder of Seasons! Crochet shop
Apriantirabiatul@gmail.com
@RabiatulApriant
Komentar
Posting Komentar