30 April 2014
23.05 WIB
Sekolah kehidupan versi hardiness atau kekuatan berjuang/bertahan ini saya alami sendiri. Izinkan saya menceritakannya pada teman-teman pembaca. Hal ini bermula dari sebuah sms di penghujung sore pada 25 April 2014. Sms tersebut berasal dari sebuah universitas dimana saya mendaftar untuk studi S2. Sms tersebut mengarahkan saya untuk menemukan kabar bahwa saya lulus seleksi tertulis dan diundang untuk seleksi tahap selanjutnya di tanggal 29 April 2014.
Ada beberapa berkas yang perlu dibawa ketika seleksi tahap dua diantaranya -yang paling menantang- adalah dua surat rekomendasi dari dosen pembimbing skripsi dan dosen pembimbing akademik/yang pernah mensupervisi program tertentu. Tugas ini bagi saya sangat challenging karena kampus S1 saya di Yogyakarta dan sekarang saya berdomisili di Bogor.
Awalnya saya terus berpikir bagaimana baiknya saya bisa memperoleh dua surat rekomendasi ini sebelum saya seleksi tahap dua. Apakah saya titip ke beberapa teman di Yogyakarta atau bagaimana. Pikiran dan perasaan saya bermain di keputusan baik tapi kurang benar, kurang baik tapi benar, efisiensi dan efektivitas.
Saya sangat menyadari saya tidak punya waktu banyak. Akhirnya saya memutuskan sebuah pilihan yang membawa saya pada praktik hardiness di bulan ini. Saya memilih mengurus sendiri ke Yogyakarta. Waktu saya sangat sempit. Saya segera mencari tiket kereta di hari sabtu dan kurang beruntung karena beberapa jadwal kereta yang memungkinkan sudah habis. Kemudian saya mencari tiket pesawat yang harganya memungkinkan bagi saya yg penyayang sekali terhadap nasib saldo tabungan :)
Finally, saya menuju Yogyakarta pada hari minggu. Senin pagi saya bergerilya menemui beberapa dosen yang perlu mengisi surat rekomendasi yang saya perlukan. Senin saya kembali ke jakarta dengan penerbangan sore. Saya baru sampai di rumah (Bogor) pukul 22.30 WIB. Selasa pagi pukul 6.36 WIB saya sudah berdiri di salah satu gerbong kereta menuju universitas dimana saya harus seleksi tahap 2. Seharian saya mengikuti jalannya seleksi sampai akhirnya pulang kembali ke rumah pukul 18.00 WIB.
What a life!
Teman-teman tubuh saya sejujurnya lelah sekali setelah Roadshow beberapa kota dalam 3 hari, tapi sejujurnya hati saya merasakan suatu kepuasan tersendiri karena saya merasa berhasil menjadi seorang perempuan yang belajar menjadi hardiness ^^.
Sebuah kemampuan diri yang harus dimiliki untuk mewujudkan mimpi atau cita" yang kita miliki.
Bagaimana dengan kalian? Kisah hardiness apa yang kalian miliki? :)
Rabi'atul Aprianti
Bachelor of Psychology
Research fellow, writer
Apriantirabiatul@gmail.com
081310065167
23.05 WIB
Sekolah kehidupan versi hardiness atau kekuatan berjuang/bertahan ini saya alami sendiri. Izinkan saya menceritakannya pada teman-teman pembaca. Hal ini bermula dari sebuah sms di penghujung sore pada 25 April 2014. Sms tersebut berasal dari sebuah universitas dimana saya mendaftar untuk studi S2. Sms tersebut mengarahkan saya untuk menemukan kabar bahwa saya lulus seleksi tertulis dan diundang untuk seleksi tahap selanjutnya di tanggal 29 April 2014.
Ada beberapa berkas yang perlu dibawa ketika seleksi tahap dua diantaranya -yang paling menantang- adalah dua surat rekomendasi dari dosen pembimbing skripsi dan dosen pembimbing akademik/yang pernah mensupervisi program tertentu. Tugas ini bagi saya sangat challenging karena kampus S1 saya di Yogyakarta dan sekarang saya berdomisili di Bogor.
Awalnya saya terus berpikir bagaimana baiknya saya bisa memperoleh dua surat rekomendasi ini sebelum saya seleksi tahap dua. Apakah saya titip ke beberapa teman di Yogyakarta atau bagaimana. Pikiran dan perasaan saya bermain di keputusan baik tapi kurang benar, kurang baik tapi benar, efisiensi dan efektivitas.
Saya sangat menyadari saya tidak punya waktu banyak. Akhirnya saya memutuskan sebuah pilihan yang membawa saya pada praktik hardiness di bulan ini. Saya memilih mengurus sendiri ke Yogyakarta. Waktu saya sangat sempit. Saya segera mencari tiket kereta di hari sabtu dan kurang beruntung karena beberapa jadwal kereta yang memungkinkan sudah habis. Kemudian saya mencari tiket pesawat yang harganya memungkinkan bagi saya yg penyayang sekali terhadap nasib saldo tabungan :)
Finally, saya menuju Yogyakarta pada hari minggu. Senin pagi saya bergerilya menemui beberapa dosen yang perlu mengisi surat rekomendasi yang saya perlukan. Senin saya kembali ke jakarta dengan penerbangan sore. Saya baru sampai di rumah (Bogor) pukul 22.30 WIB. Selasa pagi pukul 6.36 WIB saya sudah berdiri di salah satu gerbong kereta menuju universitas dimana saya harus seleksi tahap 2. Seharian saya mengikuti jalannya seleksi sampai akhirnya pulang kembali ke rumah pukul 18.00 WIB.
What a life!
Teman-teman tubuh saya sejujurnya lelah sekali setelah Roadshow beberapa kota dalam 3 hari, tapi sejujurnya hati saya merasakan suatu kepuasan tersendiri karena saya merasa berhasil menjadi seorang perempuan yang belajar menjadi hardiness ^^.
Sebuah kemampuan diri yang harus dimiliki untuk mewujudkan mimpi atau cita" yang kita miliki.
Bagaimana dengan kalian? Kisah hardiness apa yang kalian miliki? :)
Rabi'atul Aprianti
Bachelor of Psychology
Research fellow, writer
Apriantirabiatul@gmail.com
081310065167
Komentar
Posting Komentar