24 April 2014
23.00 WIB
Siapa di antara kalian yang pernah disakiti? Atau pernah menyakiti orang lain? Atau tidak sengaja menyakiti dan disakiti orang lain?
Teman-teman, setelah saya seusia inipun saya masih mempersepsi menyakiti atau disakiti-dengan cara dan kondisi apapun- adalah suatu hal yang sangat amat tidak nyaman. Tapi kemudian setelah lama berpikir dan merenung saya rasa persepsi kita tentang merasa tersakiti atau merasa menyakiti orang lain sifatnya sangat subjektif dan diperlukan dalam hidup. Mengapa?
Tuhan menciptakan segala sesuatu berpasangan-pasangan agar manusia belajar, agar manusia membaca. Ada siang ada malam, ada laki-laki ada perempuan, ada gelap ada terang, ada mudah ada sulit, ada cerewet ada pendiam, dan sebagainya. Ada persepsi merasa tersakiti/menyakiti ada memaafkan.
Apakah memaafkan itu mudah? Kalian pasti tau jawabannya :)
Nah, teman-teman memaafkan rupanya adalah suatu hal yang sangat penting bagi jalannya hidup kita. Sampai-sampai memaafkan dewasa ini sudah menjadi sebuah psikoterapi. Terapi ini disarankan atau diberikan pada klien dengan kondisi-kondisi tertentu, misalnya pada wanita korban kekerasan atau perceraian. Tujuannya tentu adalah membuat manusia menjadi lebih tenang jiwanya. Ketenangan membawa manusia dapat kembali berfungsi utuh dan kemudian mampu kembali mengaktualisasi diri, meskipun telah melalui masa-masa sulit hidup.
Saya mohon maaf karena kapabilitas saya belum memenuhi untuk menceritakan lebih detail terkait teori dasar atau teknik terapi pemaafan ini. Untuk itu saya ingin mengajak pembaca melakukan terapi pemaafan yang selama ini saya lakukan, yang sejujurnya saya tiru dari kisah seorang sahabat Rasulullah. Semoga teknik sederhana ini mampu membawa ketenangan pula bagi kalian. Bagaimana caranya?
Saya melakukan terapi atau latihan pemaafan ini hampir setiap malam sebelum tidur. Saya pastikan sebelum tidur saya bersuci (wudhu) terlebih dulu, kemudian saya berbaring dengan kondisi yang paling nyaman, mengatur nafas dengan baik agar saya merasa santai, kemudian saya melakukan afirmasi pemaafan. Saya ucapkan "Tuhan, izinkan saya malam ini memaafkan semua pihak yang menyakiti saya hari ini dan menyakiti saya selama saya hidup hingga hari ini. Tuhan, mohon sampaikan maaf saya kepada hati semua pihak yang saya sakiti hari ini dan semua pihak yang pernah saya sakiti selama saya hidup. Tuhan izinkan dan kuatkan saya untuk memaafkan diri saya sendiri."
Saya lakukan latihan ini selama beberapa minggu ketika saya merasa tersakiti atau menyakiti, puji syukur pada Tuhan, saya merasakan efeknya. Hati dan jiwa saya menjadi lebih tenang dan kuat :)
Saya hari ini menjadi tidak ragu sama sekali bahwa merasa tersakiti atau menyakiti memang berpasangan dengan memaafkan. Maka teman- teman, mari memaafkan diri kita sendiri mari saling memaafkan. Meski banyak hal sulit berlalu lalang di hidup kita, kita selalu punya pilihan untuk memaafkan diri sendiri dan juga orang lain.
Wallahualam..
Selamat malam, semoga bermanfaat :)
Rabi'atul Aprianti
Bachelor of Psychology
Research fellow, Writer
Founder of Seasons! Crochet shop
Apriantirabiatul@gmail.com
081310065167
23.00 WIB
Siapa di antara kalian yang pernah disakiti? Atau pernah menyakiti orang lain? Atau tidak sengaja menyakiti dan disakiti orang lain?
Teman-teman, setelah saya seusia inipun saya masih mempersepsi menyakiti atau disakiti-dengan cara dan kondisi apapun- adalah suatu hal yang sangat amat tidak nyaman. Tapi kemudian setelah lama berpikir dan merenung saya rasa persepsi kita tentang merasa tersakiti atau merasa menyakiti orang lain sifatnya sangat subjektif dan diperlukan dalam hidup. Mengapa?
Tuhan menciptakan segala sesuatu berpasangan-pasangan agar manusia belajar, agar manusia membaca. Ada siang ada malam, ada laki-laki ada perempuan, ada gelap ada terang, ada mudah ada sulit, ada cerewet ada pendiam, dan sebagainya. Ada persepsi merasa tersakiti/menyakiti ada memaafkan.
Apakah memaafkan itu mudah? Kalian pasti tau jawabannya :)
Nah, teman-teman memaafkan rupanya adalah suatu hal yang sangat penting bagi jalannya hidup kita. Sampai-sampai memaafkan dewasa ini sudah menjadi sebuah psikoterapi. Terapi ini disarankan atau diberikan pada klien dengan kondisi-kondisi tertentu, misalnya pada wanita korban kekerasan atau perceraian. Tujuannya tentu adalah membuat manusia menjadi lebih tenang jiwanya. Ketenangan membawa manusia dapat kembali berfungsi utuh dan kemudian mampu kembali mengaktualisasi diri, meskipun telah melalui masa-masa sulit hidup.
Saya mohon maaf karena kapabilitas saya belum memenuhi untuk menceritakan lebih detail terkait teori dasar atau teknik terapi pemaafan ini. Untuk itu saya ingin mengajak pembaca melakukan terapi pemaafan yang selama ini saya lakukan, yang sejujurnya saya tiru dari kisah seorang sahabat Rasulullah. Semoga teknik sederhana ini mampu membawa ketenangan pula bagi kalian. Bagaimana caranya?
Saya melakukan terapi atau latihan pemaafan ini hampir setiap malam sebelum tidur. Saya pastikan sebelum tidur saya bersuci (wudhu) terlebih dulu, kemudian saya berbaring dengan kondisi yang paling nyaman, mengatur nafas dengan baik agar saya merasa santai, kemudian saya melakukan afirmasi pemaafan. Saya ucapkan "Tuhan, izinkan saya malam ini memaafkan semua pihak yang menyakiti saya hari ini dan menyakiti saya selama saya hidup hingga hari ini. Tuhan, mohon sampaikan maaf saya kepada hati semua pihak yang saya sakiti hari ini dan semua pihak yang pernah saya sakiti selama saya hidup. Tuhan izinkan dan kuatkan saya untuk memaafkan diri saya sendiri."
Saya lakukan latihan ini selama beberapa minggu ketika saya merasa tersakiti atau menyakiti, puji syukur pada Tuhan, saya merasakan efeknya. Hati dan jiwa saya menjadi lebih tenang dan kuat :)
Saya hari ini menjadi tidak ragu sama sekali bahwa merasa tersakiti atau menyakiti memang berpasangan dengan memaafkan. Maka teman- teman, mari memaafkan diri kita sendiri mari saling memaafkan. Meski banyak hal sulit berlalu lalang di hidup kita, kita selalu punya pilihan untuk memaafkan diri sendiri dan juga orang lain.
Wallahualam..
Selamat malam, semoga bermanfaat :)
Rabi'atul Aprianti
Bachelor of Psychology
Research fellow, Writer
Founder of Seasons! Crochet shop
Apriantirabiatul@gmail.com
081310065167
Komentar
Posting Komentar