22 April 2014
17.12 WIB
Saya beberapa kali menemukan kesalahan persepsi banyak orang tentang sex dan gender. Bahkan di sebuah televisi swasta, seorang penyiar berita pagi salah menyebutkan konsep sex atau jenis kelamin sebagai gender. Saya menjadi tergelitik untuk menulis, berbagi, serta meluruskan kondisi ini.
Teman-teman konsep ini sebenarnya sederhana. Sex artinya jenis kelamin secara biologis, maka kita tahu ada wanita ada pria sebagai konsekuensi dari kondisi biologis tersebut. Sementara gender adalah role jenis kelamin yang lahir secara psikologis, sosiologis, serta antropologis.
Mari simak kisah berikut:
Di suatu pagi di sebuah kantor, seorang direktur keuangan perusahaan baru saja tiba. Ia memarkirkan mobil di tempat yang tersedia, mengambil tas kerjanya, keluar dari mobil, kemudian mengunci mobilnya. Ia melangkah menuju lift, menekan tombol naik, lift terbuka kemudian ia masuk ke dalamnya. Dalam dua menit ia tiba di lantai tempat ia bekerja. Beberapa menit setelah memasuki ruang kerja, pintu ruangan diketuk dua kali. Ia sangat hafal ketukan itu adalah ketukan sekretarisnya. "Masuk" ujarnya. Benar saja, itu adalah sekretaris direktur keuangan, ia membawa sejumlah file yang perlu didiskusikan pagi itu bersama sang direktur keuangan. Selain itu, si sekretarispun membawa sebuah catatan agenda kegiatan yang harus dilakukan direktur dan sekretaris di hari tersebut.
Nah, saya ingin bertanya, menurut teman-teman mana yang laki-laki atau mana yang perempuan? Direktur atau sekretaris?
Kebanyakan dari kita akan menjawab direkturnya laki-laki dan sekretarisnya perempuan. Sayangnya dalam kisah di atas direktur keuangannya adalah Ibu Indri (perempuan) sementara sekretarisnya adalah Bapak Dewo (laki-laki).
Baik, mana yang disebut sex atau jenis kelamin? Tentu bagian dimana siapa laki-laki dan siapa perempuan. Ibu Indri dan Bapak Dewo. Bagian mana gendernya? Betul sekali, role atau peran dari posisi direktur dan posisi sekretaris itulah yang kita bisa sebut sebagai gender. Kebanyakan orang Indonesia merasa bahwa pimpinan itu adalah laki-laki, sementara sekretaris atau asisten adalah perempuan. Padahal tidak selalu seperti itu. Contoh lain dari gender adalah bekerja di kantor dan menyapu rumah. Banyak orang akan bilang bahwa yang bekerja di kantor adalah Bapak atau laki-laki sedangkan yang menyapu di rumah adalah Ibu atau perempuan. Padahal, sekali lagi, tidak selalu.
Kisah di atas saya dapatkan dari dosen saya di kelas Psikologi Gender. Sebuah mata kuliah pilihan yang saya ambil ketika berada di semester 6 studi S1 saya. Saya berharap semoga tulisan ini membuat kita berpikir, mencari wawasan lebih, dan meluruskan persepsi banyak orang tentang perbedaan antara sex dan gender. :)
Salam hangat,
Rabi'atul Aprianti
Bachelor of Psychology
Research fellow, Writer
Founder of Seasons!crochet shop
Apriantirabiatul@gmail.com
081310065167
Komentar
Posting Komentar