Altruisme

06 April 2014
09.24 WIB

Good morning everyone,
Assalamualaikum, Salam sejahtera.

Pagi ini saya teringat sebuah konstruk sederhana dalam psikologi yang -setau saya- belum banyak ditulis oleh para ahli. Altruisme.

Altruisme biasanya akan didefinisikan melalui sebuah kisah penelitian eksperimental real di lapangan sebagai berikut:
Sebuah penelitian sosial ingin mengecek altruisme manusia. Maka seorang eksperimenter dan seorang observer sepakat menentukan sebuah lokasi tempat eksperimen akan dilakukan. Dipilihlah sebuah persimpangan jalan yang tidak terlalu sepi tapi tidak pula terlalu ramai. Hal ini tentu untuk memudahkan proses observasi pula. Di waktu yang ditentukan eksperimen dimulai. Eksperimenter bersiap. Eksperimenter membawa sebuah benda di tangannya. Buku atau sejenisnya. Ketika ada seseorang dari kejauhan terlihat berjalan sendirian, maka inilah subjek pertama. Eksperimenter mulai berjalan ke arah subjek pertama. Ketika hampir berpapasan, eksperimenter menjatuhkan buku yg dibawanya. Apa reaksi subjek pertama (yang berpapasan? Ya, subjek pertama terperanjat kemudian ikut membungkuk dengan tangan menjulur ke arah buku yang terjatuh. Eksperimenter mengambil buku yang terjatuh kemudian tersenyum pada subjek pertama. Subjek pertama membalas senyum dan melanjutkan perjalanannya. Eksperimenter? Tentu melanjutkan eksperimen pada subjek-subjek selanjutnya. Kemudian akan dilihat, misal, dari 10 subjek berapa subjek yang berlaku seperti itu.

That is ALTRUISM. Dalam bahasa Indonesia kami menyebutnya dengan altruisme, memberi tanpa pamrih. Altruisme menurut saya adalah sebuah konstruk yang penting diteliti lebih lanjut. Secara subjektif saya bisa menyebutkan bahwa konstruk ini terasa lembut dan damai bagi saya untuk dipelajari. Sebuah bagian dari psikologi positif yang belum banyak diungkap. Secara garis besar, altruisme tentu dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara sederhana dapat kita golongkan menjadi faktor internal (diri manusia dan keluarga), faktor lingkungan, faktor budaya, dan faktor yang saya sebut proximity (kedekatan, kenal atau tidak, kesamaan). 

Konstruk ini sangat penting untuk dimiliki oleh setiap manusia. Bisa kalian bayangkan jika semua orang di dunia memiliki konstruk ini dalam diri mereka? At least, dalam taraf rata-rata. 
So, how to have it in ourselves? Memiliki altruisme dalam diri berupa niat tentu bisa dilatih bahkan saat ini juga. Kemudian yang perlu banyak dilatih adalah mengejawantahkan altruisme dalam sebuah attitude nyata. Jika kita ingin maka jangan ragu untuk menumbuhkan value nya dalam diri kemudian mengaplikasikan dalam wujud attitude. Bisa dimulai saat ini juga dari dalam rumah kita pada orang orang terdekat kita :).

Kemudian, apa manfaatnya altruisme? 
Miliki dan lakukan, kemudian perhatikan apa yang akan terjadi! 
^-^



Regards,

Rabi'atul Aprianti
Bachelor of Psychology
Research fellow, writer
Apriantirabiatul@gmail.com
081310065167

Komentar